Pada hari Senin (24/20/2022) jam 05.15 waktu setempat, Diwilayah Semenanjung Korea kondisinya semakin panas setelah Korea Utara melepaskan 10 tembakan peluru arteliranya mengarah ke pantai baratnya.
Dilansir dari Reuters menurut Juru Bicara Staf Umum Tentara Rakyat Korut, tembakan artileri angkatan laut Korea Utara ini ditembakkan usai tentara Korea Selatan meluncurkan tembakan peringatan menuju arah kapal Korea Utara pada kurang lebih jam 3:50 pagi.
Kantor siaran berita dalam negeri Korea Utara (KCNA) menjelaskan “10 tembakan roket ini diluncurkan atas perintah dari Staf Umum Tentara Rakyat Korea untuk mengantisipasi kapal musuh yang melewati dan melanggar batas de facto yang berjarak 2,5 sampai 5 kilometer”.
Kepala Staf Gabungan Korea menjelaskan bahwa tujuan peluncuran roket hanya untuk mengarahkan kembali atas kapal dagang Korut yang sudah melewati Garis Batas Utara (NLL), yang menjadi batas de facto antara Korut dan Korsel.
Sudah berlangsung sejak dulu di lokasi laut ini menjadi tempat bentrokan antara Korut dan Korsel. Sebelum keadaan diwilayah laut Asia ini memanas, memang tentara Korea Utara beberapa pekan akhir akhir ini sering melakukan uji penembakan rudal yang diarahkan ke semenanjung Korea.
Banyak orang berasumsi jika Korea Utara mungkin meneruskan proyek pengujian bom nuklirnya yang dimulai sejak 2017.
Aktivitas Kim Jong Un inilah yang menimbulkan beberapa negara tetangga seperti Korsel dan Jepang khawatir karena bisa mengancam keamanan negara. Hal ini juga bisa memprovokasi kedua negara tetangga untuk melakukan serangan balasan untuk perlindungan.
Untuk mencegah ancaman nuklir dari Korut, petinggi dari Korsel, AS dan Jepang telah mengadakan rapat di Tokyo, dengan tema meningkatkan pertahanan nuklir, umum dan peluru artileri bersama.
Demi mencegah terjadinya ancaman nuklir yang dilakukan Kim Jong Un, para pejabat dari Korea Selatan, Jepang dan AS pada akhir pekan lalu dilaporkan telah menggelar pembicaraan tiga arah di Tokyo, untuk membicarakan peningkatan teknologi pertahanan nuklir, konvensional dan artileri. Kegiatan ini dilaksanakan untuk melindungi wilayah Asia Tenggara dari Korut yang melakukan uji coba nuklir.